
(Foto bersama / Dok. Suryo)
Sanggarmadhangkara, Karanganyar — Hari Kartini merupakan salah satu hari nasional yang paling ditunggu kehadirannya. Banyak tempat yang merayakan hari ini dengan penuh sorak sorai dan juga acara yang beragam, seperti perlombaan, makan bersama, sampai dengan pentas seni yang mana dalam pelaksanaannya diikuti oleh seluruh elemen masyarakat. Hal serupa dilakukan oleh ibu-ibu paguyuban Asih Prana dan kelompok PKK RW 23 (Pembinaan Kesejahteraan Rukun Warga). Pada Minggu (27/4) tahun 2025 telah digelar acara peringatan hari Kartini yang bertempat di Sanggar Madhangkara. Acara ini dimulai dari pukul 19:30 sampai dengan 23:30 WIB.
Acara peringatan hari Kartini yang digelar di Sanggar Madhangkara ini berfokus pada penampilan seni dari ibu-ibu paguyuban Asih Prana dan juga perwakilan setiap RT (Rukun Tetangga) yang ada di RW 23. Total terdapat 13 RT yang ikut berpartisipasi memberikan penampilan seni, mulai dari puisi, senam kreasi, kidung kartini, nembang dan geguritan, karaoke, dan lain sebagainya. Acara yang beragam ini menunjukkan besarnya kreatifitas yang dimiliki ibu-ibu di RW 23. Pada awal pembukaan acara ini ditampilkan sesi karawitan dari ibu-ibu paguyuban Asih Prana yang diketuai oleh Ibu Sukesi Rahayu. Sesi tersebut menunjukkan keindahan dan orisinalitas dari budaya Jawa yang dijunjung oleh warga di RW 23.

(Pertunjukan wayang dan karawitan dari paguyuban Asih Prana / Dok. Hibah MBKM)
Acara ini juga hasil dari kolaborasi bersama dengan Mung Srawung dan mahasiswa MBKM dari UNS dan ISI Surakarta yang dalam persiapan dan pelaksanaannya saling bekerja sama satu sama lain sehingga acara ini dapat berjalan lancar dan meriah. Walaupun demikian, nyawa dari acara ini tetap berasal dari ibu-ibu Asih Prana dan PKK RW 23. Mereka yang merancang dan bekerja paling keras agar acara ini dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat memberikan hiburan kepada masyarakat. Acara yang dalam pelaksanaan dan persiapannya ini didominasi oleh wanita ini menunjukkan bahwa wanita juga dapat menghasilkan karya yang luar biasa di tengah kesibukannya sebagai seorang ibu dan istri. Terlebih di tengah kesibukannya masing-masing, ibu-ibu tetap menyempatkan waktunya untuk berlatih dan berpartisipasi dalam acara ini sehingga dapat berjalan dengan luar biasa meriahnya.

(Ibu-ibu RW 23 / Dok. Hibah MBKM)

(Kemeriahan penampilan ibu-ibu / Dok. Hibah MBKM)
Dalam acara ini juga diundang tokoh-tokoh penting yang ada di Kabupaten Karanganyar, seperti kepala dusun Sawahan, Ibu Lurah Jaten, Ibu Camat Jaten, Kepala DISPARPORA (Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga), wakil ketua DPRD Karanganyar, dan seluruh masyarakat umum. Banyak pujian yang didapat dari keberhasilan acara ini yang mana memang dalam temanya sendiri tetap mempertahankan orisinalitas dan estetika dari budaya Jawa. Uniknya, acara ini merupakan acara peringatan hari Kartini pertama yang dilakukan di Sanggar Madhangkara. Akan tetapi, hebatnya acara ini dapat berjalan dengan sangat lancar. Banyak masyarakat yang datang untuk mendapat hiburan. Berbagai elemen masyarakat datang, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa, menunjukkan bahwa acara ini dibuat seideal mungkin untuk seluruh kalangan.
“Dan siapakah yang lebih banyak berusaha memajukan kesejahteraan budi itu… Siapakah yang dapat membantu mempertinggi derajat budi manusia, ialah Wanita, Ibu… karena Haribaan Ibu, itulah manusia mendapatkan didikannya yang mula mula sekali”
R.A Kartini
1879-1904
Berdasarkan kutipan tersebut, dapat diketahui seberapa kuatnya peran wanita dalam keberlangsungan hidup individu sebagai manusia. Hari Kartini dijadikan sebagai simbol pengingat bahwa emansipasi wanita harus tetap dijalankan bagaimanapun kondisinya. Bahwa wanita juga memiliki akal dan hati untuk diperlakukan sebagai manusia secara adil tanpa adanya pandangan meremehkan yang menyakitkan. Pada momen ini pula ibu-ibu Asih Prana dan PKK RW 23 ingin menunjukkan bahwa mereka sebagai wanita juga mampu memberikan dan menyelenggarakan acara yang luar biasa hebatnya hingga mampu mendapat pujian dari berbagai elemen masyarakat.